Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat

Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat
Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat
Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat - Dunia modern yang sangat komplek dengan berbagai keragaman akan teori yang muncul tidak bisa terlepas dari parktik budaya kuno filsafat. Dari mulai sistem hukum, pemerintahan, ekonomi, politik hingga dunia teknologi yang sanagt dominan dalam mempengaruhi pola pikir kehidupan masyarakat dan berbagai hal keilmuan lainnya berakar dari filsafat. Namun seiring dengan perkembangan zaman, filsafat mulai terkikis bahkan telah di tinggalkan. Di beberapa perguruan tinggi bukan hanya di Indonesia tetapi di beberpa perguruan tinggi lainnya program studi filsafat menjadi salah satu jurusan yang kurang diminati bahkan mati suri. Padahal filsafat merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam melatih akal untuk memahami realita dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar akan kehidupan, ilmu pengetahuan, moralitas dan berbagai hal lainnya.

Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat

Filsafat diambil dari bahasa yunani philosophia, berasal dari dua kata "philos" dan "shopie". Philos mempunyai arti "cinta" sedangkan shopie diartikan sebagai "kebijaksanaan". Dari kedua pengertian tersebut filsafat dapat diartikan cinta akan kebijaksaan. Tidak sedikit manusia yang mengabaikan akal sebagai bagian dari karunia yang di berikan Tuhan kepadanya. Sehingga dalam perjalanan hidupnya manusia tidak menghargai setiap apa yang telah diberikan oleh Tuhan dengan jalan merusak tata ruang kehidupan antar satu dengan lainnya. Akal mempunyai peranan penting bagi seorang filosof, karena dengan akal manusia dapat menjalani kehidupannya dengan sempurna menuju kecerdasan tertinggi.

Melihat begitu besarnya porsi dari peranan akal dalam pandangan kaum filosof sering menimbulkan kecurigaan bagi orang-orang yang tidak memahami filsafat. Tidak sedikit kaum filosof menjadi korban ketidakpuasan masyarakat akan pandangan-pandangan filosof yang begitu mendalam bahkan yang yang menyebutnya sebagai ide yang ekstrim sehingga di tolok dalam kehidupan suatu masyarakat. Socrates sebagai salah satu bapak filosof Yunani di jatuhi hukuman mati dengan minum racun karena dianggap oleh masyarakat waktu itu telah merusak kaum muda. Padahal apa yang dilakukan Socrates adalah bagian dari perjalanan manusia untuk mencapai tahap tertinggi dari kesadaran akan seorang manusia. Bukan hanya Socrates yang menjadi korban dari kebiadaban pemikiran masyarakat ortodok yang tidak terima akan pemikiran-pemikiran filsafat. Bahkan Galileo Galilei mengalami nasib yang sama dengan Socrates meskipun Galileo Galilei tidak langsung dihukum mati. Pemikiran Galileo yang bertentangan dengan alkitab tentang peredaran bumi telah menghantarkan Galileo Galilei menjadi tahanan rumah hingga meninggal dunia.

Belajar filsafat tidak akan lepas dari pemikiran para tokoh filosof Yunani yang telah menyumbangkan pemikirannya terhadap kehidupan manusia samapai sekarang. Yunani menjadi kota yang dihormati oleh para filosof sampai sekarang. Para filosof inilah yang telah beranai memunculkan ide-ide besar, meskipun mereka mengetahui akan konsekuensi yang dihadapi ketika berbeda pandangan dengan mayoritas pemikiran pada waktu itu. Thales adalah filsuf yang termasuk tujuh orang bijak, menurut dia yang menjadi asal mula segala sesuatu adalah air.

Tokoh berikutnya Anaximandros (610-540SM), beliau tidak setuju dengan air sebagai asal mulanya, karena air adalah sebagai hal yang terbatas. bagaimana dengan hal yang tak terbatas itu terjadi di dunia ini? Ia berpandangan bahwa hal ini disebabkan karena penceraian (ekkrisis) dari to apeiron (yang tak terbatas) dilepaskan anasir-anasir yang saling berlawanan, yaitu;antara panas dan dingin, kering dan basah. Maka dalam dunia ada hukum keseimbangan dan antara anasir-anasir yang berlawanan ada yang menjadi dominan, hukum keseimbangan tadi mengusahakan akan adanya keseimbagnan lagi dan seterusnya.

Pandangan tersebut di atas juga dibantah oleh filsuf Anaximenes,ia mengemukakan bahwa segala sesuatu berasal adalah dari hawa/udara.Udara yang menjadikan manusia hidup. Manusia akan mati apabila ia tidak. Seperti yang telah dikemukakan para filsuf di atas adalah filsuf alam (hukum alam), karena alam semesta senantiasa berubah menjadikan siang-malam, terang-gelap, panas-dingin, dan sebagainya.

Sokrates hidup tahun 469-399SM, ia memindahkan filsafat dari langit ke bumi sasaran yang diselidiki bukan lagi jagat raya, melainkan manusia sebagai obyeknya. Beliau memberikan ajarannya dengan kebijakan atau kautaman (arate), yaitu pengetahuantentang yang baik adalah satu dan menyeluruh. Kemudian Protagoras filsafatnya bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala sesuatu yang ada dan yang tidak ada. Bagi orang sehat angin dirasa segar, akan tetapi bagi orang sakit angin dirasa dingin, menggigilkan.

Plato (427-347SM), ia seorang fulsuf Yunani yang terkenal, murid dari Sokrates ini berpandangan bahwa filsafatnya adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli. Bagi plato idea bukanlah gagasan yang hanya terdapat dalam pikiran saja (subyektif), dan bukan gagasan yang dubuat dan ditemukan oleh manusia. Sebab idea ini bersifat obyektif artinya berdiri sendiri, dan tidak tergantung kepada pemikiran manusia. Dalam ini idealah yang memimpin pikiran manusia.

Aristoteles (384-322SM),ia adalah murid dari Plato. Pandangan filsafatnya ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estatika. Ajarannya tentang manusia melalui dua tahap, yang pertama ia masihdipengaruhi Plato, sehingga masih mengajarkan dualisme antara tubuh dan jiwa. Akan tetapi dualisme ditinggalkan dengan dijembatani jurang ‘yang ada’ diantara tubuh (materi) dan jiwa (bentuk). Hal ini disebabkan tubuh menjadi tubuh yang hidup, dan jiwa adalah asas hidup dalam arti yang seluas-luasnya.

Filsafat Abad Pertengahan

Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu jaman yang baru sekali, ditengah-tengah suatu rumpun bangsa di Eropa Barat. Yaitu filsafat Skolastik. Pada awal zaman ini mengungkapkan arti yang sebenarnya digali dari wahyu Ilahi dalam keyakinan (iman) Kristiani. Akal didorong mencari arti yang benar, dan arti yang benar itu ditemukan oleh Johanes. Makin umum sifat itu, makin nyatalah sesuatu itu. Maka zat yang paling umum tentu memiliki realiyas yang paling tinggi. Oleh karena itu hakekat alam adalah satu, esa. Tetapi didalam alam yang esa dibedakan 4 bentuk, yaitu;
  • Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri tidak diciptakan. Alam yang esa secara sempurna adalah Allah, hal ini disebabkan karena Allah adalah transesnden, sedemikian rupa, hingga hakekatnya tidak dapat dikenal.
  • Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri diciptakan. Kesatuan segala idea disebut Logos. Segala sesuatu berada dalam logos secara rohani, selain itu dalam logos “berada” dan “berpikir” adalah satu. Berpikir identik dengan berada, karena logos memikirkan idea, maka idea berada.
  • Alam yang diciptakan, tetapi yang sendiri tidak menciptakan. Segala sesuatu di dalam dunia yang tampak, terjadi karena penciptaan Roh Kudus yaitu kasih Allah. Seluruhisi jagat raya adalah bentuk-bentuk penampakan segala idea, maka mewujudkan simbol-simbol atau tanda-tanda.
  • Alam yang tidak menciptakan dan tidak diciptakan. Allah dipandang sebagai tujuan yang terakhir segala sesuatu; remanasi dan emanasi, berusaha kembali kepada Allah.

Renaisance

Renaisance berarti kelahiran kembali, secara historis adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa dirinya telah dilahirkan kembali dalam keadaban. Didalam Renaisance dunia diterima apa adanya. Gerakan pembaharuan ini dilakukan oleh para humanis italia. Aliran yang memusatkan pandangan kepada manusia itu disebut humanisme. Oleh karena itu yang dipandang sebagai sumber pengetahuan hanya apa yang secara alamiah dapat dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalaman (empiri). Orang cenderung untuk memberi tekanan pada sala satu dari keduanya itu, maka pada abad ini timbul aliran yang saling bertentangan, yaitu: Aliran Rasionalisme, berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal). Aliran Empirisme, berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun lahiriah.

Rasionalisme

Descartes (Cartesius) juga disebut “Bapa Filsafat Modern” menurut pendapatnya waktu itu ia mendapat wahyu illahi, yang isinya memberitakan kepadanya bahwa ilmu pengetahuan haruslah satu, tanpa bandingannya. Adapun yang harus dipandang sebagai yang benar adalah yang jelas dan terpilah-pilah, bahwa gagasan atau idea harus dibedakan dengan persis dari gagasan dan idea yang lain. Kebenaran memang ada, dan kebenaran dapat dikenal, asal jiwa kita berusaha untuk membebaskan diri dari isinya yang semula, memadamkan jalan dari luar ke dalam, dan mulai lagi dengan jalan dari dalam ke luar. Dengan demikian oleh Descartes diterima dualisme, yaitu jiwa dengan budi dan kesadarannya, serta badan dengan keluasannya. Kedua hal ini berdampingan benar, tidak merupakan kesatuan, dapat mempengaruhi satu sama lain, dan pengaruh itu hanyalah “material” belaka.

Empirisme

Thomas Hobbes menjadi salah satu filsuf penggas aliran filsafat Empirisme di Inggris, filsafat Hobbes mewujudkan suatu sistem yang lengkap mengenai keterangan tentang “yang ada” secara mekanis. Hobbes adalah seorang materialis yang pertama dalam filsafat modern. Materialisme yang dianut Hobbes adalah segala yang ada bersifat bendawi, dan juga diajarkan bahwa segala kejadian adalah gerak, yang berlangsung karena keharusan. Manusia tidaklah lebih dari pada suatu bagian alam bendawi yang mengelilinginya, dan Jiwa adalah kompleks dari proses-proses mekanis di dalam tubuh.

0 Response to "Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel