Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat
Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat |
Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat
Filsafat diambil dari bahasa yunani philosophia, berasal dari dua kata "philos" dan "shopie". Philos mempunyai arti "cinta" sedangkan shopie diartikan sebagai "kebijaksanaan". Dari kedua pengertian tersebut filsafat dapat diartikan cinta akan kebijaksaan. Tidak sedikit manusia yang mengabaikan akal sebagai bagian dari karunia yang di berikan Tuhan kepadanya. Sehingga dalam perjalanan hidupnya manusia tidak menghargai setiap apa yang telah diberikan oleh Tuhan dengan jalan merusak tata ruang kehidupan antar satu dengan lainnya. Akal mempunyai peranan penting bagi seorang filosof, karena dengan akal manusia dapat menjalani kehidupannya dengan sempurna menuju kecerdasan tertinggi.
Melihat begitu besarnya porsi dari peranan akal dalam pandangan kaum filosof sering menimbulkan kecurigaan bagi orang-orang yang tidak memahami filsafat. Tidak sedikit kaum filosof menjadi korban ketidakpuasan masyarakat akan pandangan-pandangan filosof yang begitu mendalam bahkan yang yang menyebutnya sebagai ide yang ekstrim sehingga di tolok dalam kehidupan suatu masyarakat. Socrates sebagai salah satu bapak filosof Yunani di jatuhi hukuman mati dengan minum racun karena dianggap oleh masyarakat waktu itu telah merusak kaum muda. Padahal apa yang dilakukan Socrates adalah bagian dari perjalanan manusia untuk mencapai tahap tertinggi dari kesadaran akan seorang manusia. Bukan hanya Socrates yang menjadi korban dari kebiadaban pemikiran masyarakat ortodok yang tidak terima akan pemikiran-pemikiran filsafat. Bahkan Galileo Galilei mengalami nasib yang sama dengan Socrates meskipun Galileo Galilei tidak langsung dihukum mati. Pemikiran Galileo yang bertentangan dengan alkitab tentang peredaran bumi telah menghantarkan Galileo Galilei menjadi tahanan rumah hingga meninggal dunia.
Belajar filsafat tidak akan lepas dari pemikiran para tokoh filosof Yunani yang telah menyumbangkan pemikirannya terhadap kehidupan manusia samapai sekarang. Yunani menjadi kota yang dihormati oleh para filosof sampai sekarang. Para filosof inilah yang telah beranai memunculkan ide-ide besar, meskipun mereka mengetahui akan konsekuensi yang dihadapi ketika berbeda pandangan dengan mayoritas pemikiran pada waktu itu. Thales adalah filsuf yang termasuk tujuh orang bijak, menurut dia yang menjadi asal mula segala sesuatu adalah air.
Tokoh berikutnya Anaximandros (610-540SM), beliau tidak setuju dengan air sebagai asal mulanya, karena air adalah sebagai hal yang terbatas. bagaimana dengan hal yang tak terbatas itu terjadi di dunia ini? Ia berpandangan bahwa hal ini disebabkan karena penceraian (ekkrisis) dari to apeiron (yang tak terbatas) dilepaskan anasir-anasir yang saling berlawanan, yaitu;antara panas dan dingin, kering dan basah. Maka dalam dunia ada hukum keseimbangan dan antara anasir-anasir yang berlawanan ada yang menjadi dominan, hukum keseimbangan tadi mengusahakan akan adanya keseimbagnan lagi dan seterusnya.
Pandangan tersebut di atas juga dibantah oleh filsuf Anaximenes,ia mengemukakan bahwa segala sesuatu berasal adalah dari hawa/udara.Udara yang menjadikan manusia hidup. Manusia akan mati apabila ia tidak. Seperti yang telah dikemukakan para filsuf di atas adalah filsuf alam (hukum alam), karena alam semesta senantiasa berubah menjadikan siang-malam, terang-gelap, panas-dingin, dan sebagainya.
Sokrates hidup tahun 469-399SM, ia memindahkan filsafat dari langit ke bumi sasaran yang diselidiki bukan lagi jagat raya, melainkan manusia sebagai obyeknya. Beliau memberikan ajarannya dengan kebijakan atau kautaman (arate), yaitu pengetahuantentang yang baik adalah satu dan menyeluruh. Kemudian Protagoras filsafatnya bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala sesuatu yang ada dan yang tidak ada. Bagi orang sehat angin dirasa segar, akan tetapi bagi orang sakit angin dirasa dingin, menggigilkan.
Plato (427-347SM), ia seorang fulsuf Yunani yang terkenal, murid dari Sokrates ini berpandangan bahwa filsafatnya adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli. Bagi plato idea bukanlah gagasan yang hanya terdapat dalam pikiran saja (subyektif), dan bukan gagasan yang dubuat dan ditemukan oleh manusia. Sebab idea ini bersifat obyektif artinya berdiri sendiri, dan tidak tergantung kepada pemikiran manusia. Dalam ini idealah yang memimpin pikiran manusia.
Aristoteles (384-322SM),ia adalah murid dari Plato. Pandangan filsafatnya ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estatika. Ajarannya tentang manusia melalui dua tahap, yang pertama ia masihdipengaruhi Plato, sehingga masih mengajarkan dualisme antara tubuh dan jiwa. Akan tetapi dualisme ditinggalkan dengan dijembatani jurang ‘yang ada’ diantara tubuh (materi) dan jiwa (bentuk). Hal ini disebabkan tubuh menjadi tubuh yang hidup, dan jiwa adalah asas hidup dalam arti yang seluas-luasnya.
Belajar filsafat tidak akan lepas dari pemikiran para tokoh filosof Yunani yang telah menyumbangkan pemikirannya terhadap kehidupan manusia samapai sekarang. Yunani menjadi kota yang dihormati oleh para filosof sampai sekarang. Para filosof inilah yang telah beranai memunculkan ide-ide besar, meskipun mereka mengetahui akan konsekuensi yang dihadapi ketika berbeda pandangan dengan mayoritas pemikiran pada waktu itu. Thales adalah filsuf yang termasuk tujuh orang bijak, menurut dia yang menjadi asal mula segala sesuatu adalah air.
Tokoh berikutnya Anaximandros (610-540SM), beliau tidak setuju dengan air sebagai asal mulanya, karena air adalah sebagai hal yang terbatas. bagaimana dengan hal yang tak terbatas itu terjadi di dunia ini? Ia berpandangan bahwa hal ini disebabkan karena penceraian (ekkrisis) dari to apeiron (yang tak terbatas) dilepaskan anasir-anasir yang saling berlawanan, yaitu;antara panas dan dingin, kering dan basah. Maka dalam dunia ada hukum keseimbangan dan antara anasir-anasir yang berlawanan ada yang menjadi dominan, hukum keseimbangan tadi mengusahakan akan adanya keseimbagnan lagi dan seterusnya.
Pandangan tersebut di atas juga dibantah oleh filsuf Anaximenes,ia mengemukakan bahwa segala sesuatu berasal adalah dari hawa/udara.Udara yang menjadikan manusia hidup. Manusia akan mati apabila ia tidak. Seperti yang telah dikemukakan para filsuf di atas adalah filsuf alam (hukum alam), karena alam semesta senantiasa berubah menjadikan siang-malam, terang-gelap, panas-dingin, dan sebagainya.
Sokrates hidup tahun 469-399SM, ia memindahkan filsafat dari langit ke bumi sasaran yang diselidiki bukan lagi jagat raya, melainkan manusia sebagai obyeknya. Beliau memberikan ajarannya dengan kebijakan atau kautaman (arate), yaitu pengetahuantentang yang baik adalah satu dan menyeluruh. Kemudian Protagoras filsafatnya bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala sesuatu yang ada dan yang tidak ada. Bagi orang sehat angin dirasa segar, akan tetapi bagi orang sakit angin dirasa dingin, menggigilkan.
Plato (427-347SM), ia seorang fulsuf Yunani yang terkenal, murid dari Sokrates ini berpandangan bahwa filsafatnya adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli. Bagi plato idea bukanlah gagasan yang hanya terdapat dalam pikiran saja (subyektif), dan bukan gagasan yang dubuat dan ditemukan oleh manusia. Sebab idea ini bersifat obyektif artinya berdiri sendiri, dan tidak tergantung kepada pemikiran manusia. Dalam ini idealah yang memimpin pikiran manusia.
Aristoteles (384-322SM),ia adalah murid dari Plato. Pandangan filsafatnya ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estatika. Ajarannya tentang manusia melalui dua tahap, yang pertama ia masihdipengaruhi Plato, sehingga masih mengajarkan dualisme antara tubuh dan jiwa. Akan tetapi dualisme ditinggalkan dengan dijembatani jurang ‘yang ada’ diantara tubuh (materi) dan jiwa (bentuk). Hal ini disebabkan tubuh menjadi tubuh yang hidup, dan jiwa adalah asas hidup dalam arti yang seluas-luasnya.
Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu jaman yang baru sekali, ditengah-tengah suatu rumpun bangsa di Eropa Barat. Yaitu filsafat Skolastik. Pada awal zaman ini mengungkapkan arti yang sebenarnya digali dari wahyu Ilahi dalam keyakinan (iman) Kristiani. Akal didorong mencari arti yang benar, dan arti yang benar itu ditemukan oleh Johanes. Makin umum sifat itu, makin nyatalah sesuatu itu. Maka zat yang paling umum tentu memiliki realiyas yang paling tinggi. Oleh karena itu hakekat alam adalah satu, esa. Tetapi didalam alam yang esa dibedakan 4 bentuk, yaitu;- Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri tidak diciptakan. Alam yang esa secara sempurna adalah Allah, hal ini disebabkan karena Allah adalah transesnden, sedemikian rupa, hingga hakekatnya tidak dapat dikenal.
- Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri diciptakan. Kesatuan segala idea disebut Logos. Segala sesuatu berada dalam logos secara rohani, selain itu dalam logos “berada” dan “berpikir” adalah satu. Berpikir identik dengan berada, karena logos memikirkan idea, maka idea berada.
- Alam yang diciptakan, tetapi yang sendiri tidak menciptakan. Segala sesuatu di dalam dunia yang tampak, terjadi karena penciptaan Roh Kudus yaitu kasih Allah. Seluruhisi jagat raya adalah bentuk-bentuk penampakan segala idea, maka mewujudkan simbol-simbol atau tanda-tanda.
- Alam yang tidak menciptakan dan tidak diciptakan. Allah dipandang sebagai tujuan yang terakhir segala sesuatu; remanasi dan emanasi, berusaha kembali kepada Allah.
0 Response to "Pengertian dan Perkembangan Filsafat Barat"
Posting Komentar