Biografi Ibn Rushd

Biografi Ibn Rushd
Biografi Ibn Rushd
Biografi Ibn Rushd - Abu Al-Walid Muhammad b. Ahmad b. Muhammad b. Rushd, al-Hafid (cucu), Komentator Aristoteles, dikenal di dunia barat sebagai Averroes. Keilmuan Ibn Rushd tidak perlu dipertanyakan lagi baik di dunia barat maupun di dunia Islam. Mungkin untuk di wilayah indonesia Ibn Rushd di kenal dengan nama Ibn Rusyd.

Biografi Ibn Rushd

Biografi Ibn Rushd merupakan sorang ahli ilmu al-Quran, fisika, kedokteran, biologi, astronomi, teologi dan filsafat. Ia lahir di Cordova, Andalusia, Spanyol, tahun 1126 dan meninggal dunia di Marrakush tahun 1198. Keluarganya penting di Andalusia, kakeknya kadi dan ahli hukum di masjid agung Cordova. Bapanya juga seorang kadi (hakim). Maka tidak heran bahwa Ibn Rushd seorang ahli hukum Islam. Ketika mengunjungi Marrakush di Maroko, sekitar tahun 1169, ia diminta oleh Pangeran Abu Ya kub Yusuf menulis komentar Aristoteles. Sekembali ke Cordova ia menulis bagian terbesar komentar atas tulisan-tulisan Aristoteles. Bukunya dianggap membahayakan dan sebab itu dikeluarkan perintah di Cordova bahwa komentar Aristoteles dan tulisan lain dibakar. Tetapi ketika kembali ke Marrakush, di Maroko, perintah itu dihapus oleh Raja, dan ia tinggal aman di istana Raja. Ia meninggal dunia di sana, tanggal 11 Desember 1198, dikuburkan pertama di Marrakush, dan kemudian badannya diangkat ke Cordova untuk dikuburkan kembali.

Ibn Rushd dikenal sebagai Komentator Aristoteles. Ia biasa menulis komentar panjang, komentar sedang dan komentar singkat pada buku-buku Aristoteles. Tetapi patut diperhatikan bahwa dalam memberi komentar, ia juga memasukkan pikiran dan pandangannya sendiri. Pengaruh komentarnya di dunia barat kristiani cukup besar, sedangkan di dunia Islam filsafatnya kurang diterima. Al-Quran menyuruh manusia memperdalam pengetahuan alam demi melihat tanda-tanda Allah di dalamnya. Bertolak dari ajakan ini Ibn Rushd menegaskan bahwa pengetahuan seperti itu harus dibangun pada dasar logika dan ilmu, khusus dari ahli Yunani kuno, biar mereka itu kafir. 

Timbul persoalan, bagaimana sikap bila kesimpulan ilmu berbeda dari al-Quran? Karena kedua-duanya merupakan sumber kebenaran, pasti dapat ditemukan kesamaan, sebab kebenaran tidak pernah melawan kebenaran. Kebenaran sesuai dengan dirinya dan akan memberi kesaksian tentangnya. Ibn Rushd berusaha mendamaikan ilmu filsafat dan al-Quran. Sebab itu ia tidak takut menyerang para ahli kalam yang kurang terdidik dan hanya mencemaskan orang.

Ia membahas tiga persoalan khusus: Penciptaan alam semesta yang berarti perubahan dan perkembangan terus menerus. Allah mengenal hal-hal khas di dunia bukan sebagai objek tertentu, tetapi dalam menciptakannya. Badan jasmani kita akan hancur dalam kematian, tetapi kita dapat menerima badan surgawi baru pada kebangkitan, yang dijiwai oleh jiwa kita masing-masing. Ia menekankan bahwa pandangan-pandangan seperti ini jangan begitu saja diajarkan kepada semua orang. Awam yang kurang terdidik biarlah berpegang pada imannya yang sederhana, daripada kehilangan iman sama sekali.
 
Tahun 1184 ditulisnya Tahfut at Tahafut (Incoherence of the Incoherence)  menjawabnya serangan al-Ghazali terhadap kesesatan para filsuf, yang dikarang sembilan puluh tahun lebih dulu. Ibn Rushd mengutip buku al-Ghazali dan memberi jawaban atas setiap pokok yang terkandung di dalamnya, mengenai penciptaan dunia, sifat-sifat Allah, termasuk kehendak dan pengetahuan Allah, hakikat dari sebab, nasib jiwa dan lain sebagainya.

Ibn Rushd mendasarkan diri pada filsafat Aristoteles dan menunjukkan bagaimana al-Farabi dan Ibn Sina kurang mengerti jalan pikiran Aristoteles. Ibn Rushd salah seorang ahli yang paling dalam mengerti filsafat Aristoteles, yang berusaha mendamaikan pikiran itu dengan agama Islam. Ia sendiri seorang Muslim benar, hakim dan ahli hukum Islam dan tulus-ikhlas melihat diri sebagai seorang Muslim saleh dan sejati.

0 Response to "Biografi Ibn Rushd"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel